BAB II
PEMBAHASAN
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
PROSES DAN
HASIL BELAJAR
a. Latar
Belakang
b.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil
Belajar
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain, yatu :
1. Faktor
Lingkungan
Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai
kehidupan yang di sebut Ekosistem. Dua lingkungan yang pengaruh cukup
signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah :
a. Lingkungan Alami
- Pencemaran lingkungan hidup merupakan mala petaka bagi anak didik yang hidup di dalamnya.
b. Lingkungan Sosial Budaya
- Lingkungan social budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan problem sendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah. Pembangunan gedung sekolah yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan kegaduhan suasana kelas.
2. Faktor
Intrumental
Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan di capai. Tujuan tentu saja pada
tingkat kelembagaan,. Agar dapat mencapai ke arah itu di perlukan seperangkat
kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisny. Sarana dan fasilitas yang
tersedia harus di manfaatkan sebaik-baik agar berdaya guna dan berhasil guna
bagi kemajuan belajar anak didik di sekolah:
- Kurikulum
- Program
- Sarana dan fasilitas
- Guru
- Kondisi Psikologis
3. Kondisi
Fisikologis
Kondisi psikologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan
belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segarjasmaninya, akan berlainan
belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan.
4. Kondisi psikologis
Semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhio belajar
seseorang. Berarti belajar bukanklah berdiri sendiri, terlepas dari factor lain
seperti factor luar dan factor dari dalam. Faktor psikologis sdebagai factor
dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas
belajar seorang anak.
Minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif adalah
factor-faktor psikologisyang utama mempengaruhiproses dan hasil belajar anak
didik.
a. Minat
- Menurut slameto (1991 : 182), adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendir dengan suatu di luar dir. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat.
b. Kecerdasan
- Raden cahaya prabu (1986) pernah mengatakan dalam mottonya bahwa :” Didiklah anak sesuai taraf umurnya, Pendidikan yang berhasil karena menyelami jiwa anak didiknya”. Yang menarik dari ungkapan ini adalah tentang umur dan menyelami jiwa anak didik.
c. Bakat
- Bakat merupakan faktoryang besar pengruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada yang membantah , bahwa belajar pada bidang yang sesai dengan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu.
d. Motivasi
- Menurut Noehi Nasution (1993 : 8 ) motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisisi psikologis yang mendorong seorang untuk belajar. Penemuan – penemuan penelitian menunjukan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah.
e. Kemampuan Kognitif
- Dimana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau atau berdasarkan kesempatan yang diperoleh di masa lampau.
Di dalam proses
belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara
efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah
untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau
biasanya disebut metode mengajar (Roestiyah N.K, 1993:1).
Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah
sebagai teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan
bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat
ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Salah satu teknik
penyajian pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penyajian
pelajaran eksperimen atau disebut juga dengan metode eksperimen. Dengan adanya
kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan maka segala sesuatu memerlukan
eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas digunakan teknik
eksperimen, yaitu salah satu cara mengajar di mana siswa melakukan suatu
percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan kekelas dan dievaluasi
oleh guru.
A. Pengertian Metode Eksperimen
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1995) metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Kemudian Mulyani Sumantri, dkk (1999) mengatakan bahwa metode eksperimen diartikan sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan. Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.
Menurut
Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen
adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen
mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir
dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri
konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat
diaplikasikan dalam kehidupannya.
Metode Eksperimen menurut Al-farisi (2005:2) adalah metode yang bertitik tolak
dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang
pada prinsip metode ilmiah.
Menurut Joseph
Mbulu, 2001:58 Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana
siswa melakukan eksperimen (percobaan) dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode
eksperimen, siswa diberi pengalaman untuk mengalami sendiri tentang suatu
objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan tentang suatu objek
keadaan. Dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu
kebenaran, mencari suatu data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri,
membuktikan suatu dalil atau hukum dan menarik kesimpulan atas proses yang
dialaminya itu.
Metode
eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pembelajaran di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan
demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang
dialaminya itu.
Metode
eksperimen merupakan metode yang umum digunakan pada ilmu eksak seperti
biologi, fisika atau ilmu-ilmu alam lainnya. Namun, yang perlu diingat, dalam
metode penelitian ilmu sosial dikenal juga metode eksperimen untuk menjelaskan
sebuah fenomena.
Metode
eksperimen dilakukan dengan memberikan treatment (perlakuan) yang berbeda pada setiap grup sampel. Dengan
adanya treatment yang berbeda, maka reaksi yang terjadi akan berbeda. Jadi inti
dari metode eksperimen adalah “what if”= apa yang terjadi apabila dilakukan
perubahan pada setiap grup sampe.
Berdasarkan analogi dari jawaban yang sudah ada, thomas alfa edison
melakukan treatment yang berbeda-beda pada kondisi sampel yang ada. Apabila ada
satu kondisi, kemudian ditambahkan ini, maka reaksinya ini. Itulah kenapa
terkadang metode eksperimen justru menemukan sesuatu yang bukan tujuan
eksperimen yang ditetapkan. Karena eksperimen memberikan reaksi yang beragam
sehingga dapat menjawab pertanyaan yang bukan pertanyaan eksperimennya.
Inti dari semua penjelasan di atas: metode eksperimen digunakan untuk
menjawab sebuah hubungan kausal (sebab akibat) dengan memberikan treatment pada
sebuah kondisi.
Penggunaan teknik ini mempunyai
tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau
persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga
siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimen siswa
menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen siswa
diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek keadaan atau proses tertentu.
Dari uraian di atas maka terlihat bahwa metode eksperimen berbeda dengan metode demonstrasi. Kalau metode demonstrasi hanya menekankan pada proses terjadinya dan mengabaikan hasil, sedangkan pada metode eksperimen penekanannya adalah kepada proses sampai kepada hasil.
Dari uraian di atas maka terlihat bahwa metode eksperimen berbeda dengan metode demonstrasi. Kalau metode demonstrasi hanya menekankan pada proses terjadinya dan mengabaikan hasil, sedangkan pada metode eksperimen penekanannya adalah kepada proses sampai kepada hasil.
Eksperimen atau percobaan yang dilakukan tidak selalu harus dilaksanakan di
dalam laboratoriom tetapi dapat dilakukan pada alam sekitar. Contoh : untuk
mengetahui bahwa tumbuhan dapat menerima rangsangan, siswa anda dapat dibawa ke
halaman sekolah yang ada tumbuhan sekejut (Mimosa Spec). Daun patah tulang atau
kamboja bila dipatahkan akan mengeluarkan getah. Begitu pula dengan batang
karet yang disadap.
Apabila seseorang mencoba sesuatu yang belum diketahui hasilnya maka ia
melakukan suatu eksperimen. Kualitas hasil suatu produksi dapat diselidiki
dengan melakukan suatu eksperimen. Guru dapat menugaskan murid-murid untuk
melakukan eksperimen sederhana, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Untuk
memudahkan pemahaman konsep-konsep teoristis yang disajikan, guru hendaknya
menugaskan murid-murid untuk melakukan eksperimen. Sebuah eksperimen dapat
dilakukan murid-murid untuk menguji hipotesis suatu masalah dan kemudian
menarik kesimpulan. Dengan menggunakan metode eksperimen murid diharapkan : (1)
ikut aktif mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan belajar untuk dirinya. (2)
Murid belajar menguji hipotesis dan tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan, ia
berlatih berpikir ilmiah dan (3) mengenal berbagai alat untuk melakukan
eksperimen dan memiliki keterampilan menggunakan alat-alat tersebut.
Agar pelaksanaan eksperimen dapat berjalan lancar
maka:
1)
Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yanga akan
dilaksanakan murid.
2)
Guru bersama murid mempersiapkan perlengkapan yang
dipergunakan.
3)
Perlu memperhitungkan tempat dan waktu.
4)
Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan
kegiatan murid
5)
Guru membicarakan masalah yanga akan yang akan
dijadikan eksperimen
6)
Membagi kertas kerja kepada murid
7)
Murid melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru,
dan
8)
Guru mengumpulkan hasil kerja murid dan
mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal.
Metode eksperimen tepat dipergunakan :
1.
Apabila akan memberikan keterampilan tertentu.
2.
Untuk memudahkan berbagai jenis penjelasan, sebab
penggunaan bahasa lebih terbatas.
3.
Untuk menghindari verbalisme.
4.
Untuk membantu anak memahami dengan jelas jalannya
suatu proses dengan penuh perhatian,
sebab lebih menarik.
B. Ketentuan Pemakaian metode Eksperimen
Menggunakan metode eksperimen dalam
proses pembelajaran dikatakan tepat apabila :
1.
Ingin memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat
mengalami sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek keadaan atau
proses tertentu.
2.
Menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir rasional
dan ilmiah siswa dalam proses pembelajaran.
3.
Guru menginginkan agar siswa mencoba mengerjakan
sesuatu, mengamati proses dan hasil percobaan.
C. Kelebihan metode Eksperimen
1.
Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas
kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
2.
Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan
studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
3.
Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat
membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
4.
Anak didik memperoleh pengalaman dan keterampilan
dalam melakukan eksperimen
5.
Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi
yang diperlukan untuk percobaan.
6.
Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode
ilmiah dan berfikir ilmiah.
7.
Dapat memperkaya pengalaman dan berpikir siswa dengan
hal-hal yang bersifat objektif, realitas dan menghilangkan verbalisme.
8.
Melalui eksperimen siswa dapat menghayati sepenuh hati
dan mendalam, mengenai pelajaran yang diberikan.
9.
Siswa dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi
dirinya, dan tidak hanya melihat orang lain, tanpa dirinya melakukan.
10. Siswa dapat
aktif mengambil bagian yang besar, untuk melaksanakan langkah-langkah dalam
cara berpikir ilmiah. Jalan ini dilakukan melalui pengumpulan data-data
observasi, memberikan penafsiran serta kesimpulan.
D. Kekurangan metode Eksperimen
1.
Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap
anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
2.
Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama,
anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
3.
Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi
oleh guru dalam bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil kesimpulan.
4.
Sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan
eksperimen karena guru dan siswa kurang berpengalaman melakukan eksperimen.
5.
Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi
oleh guru dalam bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil keputusan.
6.
Memerlukan keterampilan/kemahiran dari pihak guru
dalam menggunakan serta membuat alat-alat eksperimen
7.
Bagi guru yang telah terbiasa dengan metode ceramah
secara rutin misalnya. Cenderung memadang metode eksperimen sebagai suatu
pemborosan dan memberatkan.
E. Hal yang perlu diperhatikan
Agar penggunaan metode eksperimen itu
efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau
materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan
mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
3. Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati
proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan
pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu
diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan,
pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu
diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
5. Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai
kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan
lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa
diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
F. Prosedur eksperimen
Menurut Roestiyah (2001:81) prosedur eksperimennya adalah :
1.
Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan
eksprimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui
eksprimen.
2.
Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat
serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus
dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
3.
Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi
pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan
jalannya eksperimen.
4.
Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan
hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes
atau tanya jawab.
Dalam metode
eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa
mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil
belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat tertanam
dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa
diharapkan dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang
dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan
kreatif.
Pembelajaran
dengan metode eksperimen melatih dan mengajar siswa untuk belajar konsep fisika
sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif dengan
mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan
sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.
G. Tahap Eksperimen
Pembelajaran
dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap
sebagai berikut :
1.
Percobaan awal, Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau
dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah
yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari.
2.
Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru
melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa
tersebut.
3.
Hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis
sementara berdasarkan hasil pengamatannya.
4.
Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari
dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa
diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat
dilaporkan hasilnya. Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan menemukan
konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan
pemantapan konsep yang telah dipelajari.
5.
Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai
satu konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.
H. Saran-saran pelaksanaanya Metode
Eksperimen
1.
Metode eksperimen hendaknya dilakukan dalam hal-hal
yang bersifat praktis dan urgen dalam masyarakat.
2.
Hendaknya metode eksperimen diarahkan agar murid-murid
dapat memperoleh pengertian yang lebih jelas, pembentukan sikap serta kecakapan
praktis.
3.
Hendaknya diusahakan agar semua anak dapat mengikuti
eksperimen dengan jelas (pengaturan ruang dan tempat duduk).
4.
Sebagai pendahuluan, berilah pengertian
sejelas-jelasnya landasan teori dari apa yang akan dieksperimenkan. Perlu
menjelaskan tujuan yang akan dicapai melalui eksperimen kepada siswa.
5.
Menjelaskan prosedur/langkah-langkah yang akan
ditempuh dalam eksperimen serta persiapan alat-alat eksperimen.
6.
Membantu siswa untuk mendapatkan bahan-bahan bacaan
serta alat-alat yang akan diperlukan dalam eksperimen. Setelah eksperimen
dilakukan berilah kesempatan kepada siswa untuk saling tukar pendapat dan
saling lengkapi-melengkapi kekurangan yang dimilikinya.
7.
Memberikan kesimpulan dan catatan seperlunya terhadap
eksperimen yang baru saja dilakukan.
8.
Diharapkan siswa dapat memberikan ikhtisar berupa
laporan mengenai hasil eksperimen mereka.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan dan saran
1.
Kesimpulan
faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar antara lain, yaitu:
Faktor Lingkungan, Faktor Intrumental, Kondisi Fisikologis dan Kondisi psikologis.
Adapun metode
eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pembelajaran di mana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan
demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang
dialaminya itu.
2.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
- http://72.14.235.132/search?q=cache:yeRhTvLNFuAJ:www.kampusislam.com
·
Tags : Faktor Yang Mempengaruhi
Proses Dan Hasil Belajar, Yang Mempengaruhi Proses
Dan Hasil Belajar, Proses Dan Hasil Belajar, Hasil Belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar